HAMBATAN DALAM MENDAPATKAN PENGALAMAN BELAJAR KLINIS PADA KEPANITERAAN KLINIK DI UNIT GAWAT DARURAT (UGD) BAGI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

Hardisman Hardisman

Abstract

Abstrak
Penatalaksanaan gawat darurat merupakan kompetensi yang vital dan harus dimiliki oleh setiap dokter. Selain itu, sejak tahun ajaran 2007/2008 pada tahapan klinik, FK-UNAND melakukan penataan lebih baik pada sistim kepaniteraan. Oleh karea itu perlu dilihat apakah peroses pendidikan di UGD juga telah memberikan pengalaman belajar klinis yang optimal? Serta apa hambatan dalam mendapatkan pengalaman klinis tersebut?.
Desain penelitian ini adalah cross sectional study dan dilaksanakan pada bulan September 2007 - Maret 2008. Instrument pengumpulan data adalah kuisioner terstruktur dan sebagian besar menggunakan sistim skala. Populasi dan sampel penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang sedang menjalankan rotasi kepaniteraan klinik di Instalasi Gawat darurat (IGD) yang diambil pada dua siklus. Data-data kuantitatif dianalisa secara deskriptif. Untuk melihat bagaimana perbedaan gender dalam mendapatkan pengalaman belajar klinis dianalisa secara statistik (t-test).
Kesempatan belajar memperoleh pengalaman klinis oleh mahasiswa mencapai skala 3 lebih (sedang) dan tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan (p>0,05). Secara sepesifik, kesempatan melakukan tindakan penatalaksanaan jalan nafas (airway management) merupakan kesempatan yang paling jarang didapatkan (skala 2,11). Kesempatan melakukan penatalaksanaan dan menjahit luka serta melakukan injeksi cukup sering, dengan skala 4,05 dan 4,25. Hambatan utama dalam memperoleh pengalaman klinis adalah karena jumlah pasein yang kurang (39,7%) kurangnya bimbingan (32,9%) dan sikap penerimaan atau penolakan dari staf perawat (16,4%).
Kesempatan mendapatkan pengalaman dan pencapaian kompetensi klinis mahasiswa di UGD belumlah optimal. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hambatan seperti jumlah pasien dan bimbingan yang kurang serta sikap penerimaan dan kerjasama staf perawat.
Kata Kunci: Pengalaman belajar klinis dan pendidikan kedokteran.
ARTIKEL PENELITIAN
9
Abstract
Clinical competency in management of emergency cases is one of the very important competencies of medical graduate. Therefore, this important to recognize, does the clinical clerkship in Emergency Department (ED) provide adequate learning for medical students?.
A cross sectional study was conducted between September 2007 and March 2008 in Faculty of Medicine of Andalas University. The data was gathered by structured questionnaire which majority of the questions are scale system. Respondents of the study are the students who are doing clinical attachment in ED when the study being conducted (two groups of rotation with total 110 students). Majority of the quantitative data has been analysed descriptively. To investigate difference clinical learning experiences and competencies between male and female students has been used statistical analysis of t-test.
In average, the students obtain clinical learning experiences in medium level (above scale 3), in which there is no difference between male and female (p>0.05). Specifically, experience in conducting airway management is the lowest scale (2.11). Most of the students (66.4%) encounter barriers to gain clinical experience. They feel that the main barriers in obtaining clinical learning experiences are limited number of the patients (39.7%), inadequate supervision (32.9%) and nursing staff attitude (16.4%).
The students do not get optimal clinical learning experience and competencies in ED. These are influenced by limited number of patients, inadequate supervision and attitude of nursing staffs.
Keywords:Clinical learning experiences and and medical education.

Full Text:

PDF


-->