Peran dokter spesialis anak dalam koordinasi lintas sektoral saat bencana

Diyas Anugrah

Abstract

Bencana adalah peristiwa yang mengancam kehidupan masyarakat dan dapat menimbulkan korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta dan dampak psikologis. Bayi dan anak merupakan kelompok rentan menjadi korban bencana. Dokter spesialis anak berperan sebagai tokoh pemberi pelayanan kesehatan dalam koordinasi lintas sektoral sebagai pendidik dan perlindungan sosial pada anak saat bencana. Mengetahui dan memahami peran dokter spesialis anak dalam koordinasi lintas sektoral saat bencana. Studi kepustakaan yang merujuk pada berbagai literatur dan pengalaman penulis di lapangan saat terjadinya bencana gempa bumi di Pasaman. Dokter spesialis anak dalam penanggulangan bencana dengan bekerja sama dengan IDAI, IDI, Dinas kesehatan, BPBD, Puskesmas, Pejabat setempat, Aparat terkait dan wali nagari. Kegiatan yang dilakukan oleh dokter anak yaitu terlibat dalam kajian cepat yang dikoordinasi oleh Pusdalops BPBD, membantu kelancaran proses pelayanan rumah sakit dan puskesmas, melakukan triase dan trauma healing, melakukan pemulihan pasca bencana, pengendalian penyakit menular, rehabilitas fisik dan mental akibat stress pasca bencana. Peranan dokter spesialis anak dalam penanggulangan bencana dengan bekerja sama dengan IDAI, IDI, Dinas kesehatan, BPBD, Puskesmas, Pejabat setempat, Aparat terkait dan wali nagari. Koordinasi lintas sektoral ini dapat menjadi garda terdepan dalam mewujudkan kerjasama berbagai organisasi untuk menghadapi masalah kesehatan karena kedaruratan bencana.

 

Full Text:

PDF

References

Fatimahsyam. Pengintegrasian pengurangan risiko bencana dengan pendekatan mazhab antroposentris. Substantia. 2018;20:49–65.

Dewantoro AYP. Implementasi penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam situasi terdapat potensi terjadinya bencana oleh BPBD Kota Semarang. Din Sos Budaya. 2021;23(1):134–47.

Bustari A, Trisnantoro L, Hasanbasri M. Kolaborasi lintas sektoral dalam kesiapsiagaan bencana banjir studi kasus di Kabupaten Aceh Tamiang. J Online Keperawatan Indones. 2018;1(1):42–63.

Carlin M, Peterman E. Infrastructure for cross-sector collaboration: the state health leader perspective. J Public Heal Manag Pract. 2019;25(4):405–7.

Hunt X, Betancourt T, Pacione L, Elsabbagh M, Servili C. Commentary: children with developmental disorders in humanitarian settings: a call for evidence and action. J Educ Emergencies. 2021;7(1):184–95.

Avila BE, Pamungkas A, Wahyuni S. Concept of emergency health infrastructure provision in minimizing the impact of earthquakes. IOP Conf Ser Earth Environ Sci. 2021;799(1):1–12.

IDAI. Pertolongan pada anak dalam keadaan bencana. Jakarta; 2014.

Wilopo SA. Kompetensi inti untuk kedokteran bencana dan kesehatan masyarakat : proposal untuk revisi standard kompetensi dokter Indonesia tahun 2017. Banda Aceh; 2017.

Simpson JN. Prioritizing children in national disaster preparedness planning. Am Acad Pediatr. 2020;

BPBD. Review dokumen rencana kontigensi dalam menghadapi ancaman tsunami Provinsi Sumatera Barat. Padang: Badan Penanggulangan Bencana Daerah; 2016. 1–120 p.

DPR & Presiden Republik Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak. Jakarta; 2014.

PEM. The pediatrician’s role in disaster preparedness. Pediatrics. 1997;99(1):130–3.

Stanley RM, Jabbour M, Saunders JM, Zuspan SJ. The Pediatric Emergency Care Applied Research Network and Knowledge Translation. Clin Pediatr Emerg Med. 2018;19(3):295–303.

Auerbach M, Gausche-Hill M, Newgard CD. National Pediatric Readiness Project: Making a Difference Through Collaboration, Simulation, and Measurement of the Quality of Pediatric Emergency Care. Clin Pediatr Emerg Med. 2018;19(3):233–42.

Niedzwecki CM, Rogers AT, Fallat ME. Using Rehabilitation along the Pediatric Trauma Continuum as a Strategy to Define Outcomes in Traumatic Brain Injury. Clin Pediatr Emerg Med. 2018;19(3):260–71.



-->