Hubungan Asupan Protein dan Zat Besi dengan Kejadian Anemia Defisiensi Besi pada Remaja Putri di SMP Negeri 31 Padang

Yusmalia Hidayati

Abstract

Anemia Defisiensi Besi (ADB)  memengaruhi lebih dari 30% penduduk di dunia dan sebagian besar tinggal di daerah tropis. Remaja putri merupakan salah satu kelompok usia yang sangat rentan terhadap kejadian ADB. Salah satu faktor yang masih menjadi penyebab utama defisiensi besi adalah asupan makanan yang buruk. Kondisi defisiensi gizi ini jika tidak ditanggulangi dapat berujung pada ADB; Tujuan: Untuk mengetahui hubungan asupan protein dan zat besi dengan kejadian ADB; Metode: Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan desain kasus-kontrol, sampel penelitian yaitu remaja putri rentang usia 13-14 tahun sebanyak 79 responden (33 kasus dan 46 kontrol). Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu Semi Quantitative-Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ); Hasil: Rata-rata umur responden pada kelompok kasus adalah 13,72±0,457 dan rata-rata umur responden kelompok kontrol adalah 13,43±0,500. Rata-rata Indeks Massa Tubuh (IMT) responden pada kelompok kasus adalah 19,79±1,184. Rata-rata indeks massa tubuh kelompok kontrol adalah 20,09±1,323. Terdapat hubungan bermakna antara asupan protein (p=0,001) dan asupan zat besi (p=0,006) dengan kejadian anemia defisiensi besi; Kesimpulan: Terdapat hubungan asupan zat besi dan asupan protein dengan kejadian anemia defisiensi besi pada remaja putri di SMP Negeri 31 Padang.

Keywords

Kebidanan

Full Text:

PDF

References

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Kinerja Kementrian Kesehatan Tahun 2020. 2021;

WHO guidance helps detect iron deficiency and protect brain development [Internet]. [cited 2022 Oct 8]. Available from: https://www.who.int/news/item/20-04-2020-who-guidance-helps-detect-iron-deficiency-and-protect-brain-development

WHO. Weekly iron and folic acid supplementation as an anemia-prevention strategy in women and adolescent girls Lessons learned from the implementation of programs among non-pregnant women of reproductive age. World Heal Organ. 2018;40.

Dinas Kesehatan Kota Padang. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular. Lap Tah 2018. 2019;135–6.

Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia HARPER. 27th ed. Jakarta: EGC; 2006.

Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia; 2009.

Ekasanti I, Adi AC, Yono M, Nirmala G F, Isfandiari MA. Determinants of Anemia among Early Adolescent Girls in Kendari City. Amerta Nutr. 2020;4(4):271.

Fitrianti L, Yunis Miko T. Factors Associated with Anemia Among Adolescence Girls at SMAN 1 Telukjambe Kabupaten Karawang in 2015. KnE Life Sci. 2015;4(10):454.

Sekhar DL, Murray-Kolb LE, Kunselman AR, Paul IM. Identifying factors predicting iron deficiency in United States adolescent females using the ferritin and the body iron models. Clin Nutr ESPEN. 2015;10(3):e118–23.

Pop V, Burz C, Cismaru A. Iron Deficiency Anemia. 2018;

Tayel D. and Ezzat S. Anemia and Its Associated Factors among Adolescents in Alexandria, Egypt. International Journal of Health Sciences and Research. 2015;

Greer JP, Rodgers GM, Glader B, Arber DA, Means JR RT, List AF, et al. Wintrobe’s Clinical Hematology. 14th ed. Wintrobe’s Clinical Hematology. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2019.

Briawan D. Anemia : Masalah Gizi pada Remaja Wanita. Jakarta: EGC; 2014.

Mahan LK, Escott-Stump S, Raymond JL. Krause ’ s Food and the Nutrition Care Process. 13th ed. USA: Elsevier; 2012.

Alaofe H, Zee J, O’Brien T. Dietary Iron and Iron Deficiency Anemia among Adolescents Girls from Benin. 2017;55(3).

Madhari RS, Boddula S, Ravindranadh P, Jyrwa YW, Boiroju NK, Pullakhandam R, et al. High dietary micronutrient inadequacy in peri-urban school children from a district in South India: Potential for staple food fortification and nutrient supplementation. Matern Child Nutr. 2020;16(S3):1–14.

World Health Organization. WHO Guideline O Use of Ferritin Concentrations to Assess Iron Status in Individuals and Populations. 2020.

Pibriyanti K, Zahro L, Nabawiyah H. Relationship between micronutrient and anemia incidence in adolescents at Islamic boarding school. J Gizi dan Diet Indones (Indonesian J Nutr Diet [Internet]. 2021 Sep 27 [cited 2022 Aug 11];8(3):130–5. Available from: https://ejournal.almaata.ac.id/index.php/IJND/article/view/1697

Kaushansky K, Lichtman MA, Prchal JT, Levi MM, Press OW, Burns LJ, et al. Williams Hematology. 9th ed. New: McGraw Hill Education; 2016.

Hall JE, Guyton AC. Guyton and Hall : Textbook of Medical Physiology. 12th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2011.

Hardinsyah dan Supariasa. Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2014.

Tesfaye M, Yemane T, Adisu W, Asres Y, Gedefaw L. Anemia and iron deficiency among school adolescents: burden, severity, and determinant factors in southwest Ethiopia. Adolesc Health Med Ther [Internet]. 2015 Dec [cited 2022 Oct 24];6:189. Available from: /pmc/articles/PMC4687608/

Wirth JP, Rajabov T, Petry N, Woodruff BA, Shafique NB, Mustafa R, et al. Micronutrient deficiencies, over-and undernutrition, and their contribution to anemia in Azerbaijani preschool children and non-pregnant women of reproductive age. Nutrients. 2018;10(10).

Oktalina E. Kejadian Anemia Pada Remaja Putri di SMAN 1 Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman Tahun 2011. Fak Kesehat Masy Univ Indones. 2011;1–60.

Arisman. Buku Ajar Ilmu Gizi Edisi 2 - Gizi Dalam Daur Kehidupan. 2010.

RI KK. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia. In: Αγαη. Jakarta; 2019. p. 55.



-->